MENU

Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 14 September 2011

Anak Pun Memerlukan Asupan Musik Bergizi


SEJAK lama, orang percaya bahwa musik klasik punya pengaruh positif bagi perkembangan tubuh dan jiwa manusia. Para ahli bahkan merekomendasikannya untuk didengarkan secara teratur sejak janin usia 18 minggu. Playgroup hingga perguruan tinggi  negaranegara maju, nahkan juga telah menggunakannya sebagai media belajar sejak bertahun-tahun lalu.

DI atrium Bandung Supermal (BSM), Minggu (17/5/2009) sore, komposer Addie MS, membuktikan semua itu kepada 30-an peserta Enfa Smart Adventure Workshop. Lantunan musik klasik terbukti bisa mempengaruhi ritme tubuh manusia. Itu terlihat saat peserta workshop diminta mengukur detak jantung melalui denyut nadi masing-masing sambil mendengarkan musik klasik dengan tempo berbeda.
"Percobaan sederhana ini mengungkap kepada kita denyut jantung yang secara sadar tidak bisa kita kendalikan, ternyata bisa dipengaruhi musik klasik. Jantung berdetak cepat waktu mendengar musik klasik dengan tempo cepat. Detak jantung lebih lambat waktu kita dengar musik klasik bertempo lambat," jelas Addie MS.

Dalam penelitian lain, para pakar menemukan musik klasik dapat merangsang pertumbuhan sel-sel otak manusia. Sekaligus mempertebal jaringan Carpus callosum yang merupakan jembatan penghubung antara bagian otak kiri dan otak kanan.

Frances Rauscher dari University of California Los Angeles (UCLA) memperdengarkan musik klasik karya WA Mozart selama 10 menit kepada  36 mahasiswa sebelum mereka menjalani tes spasial. Hasilnya mengejutkan. Para mahasiswa mampu memperoleh nilai di atas rata-rata!
Setahun setelah penelitian tersebut, Peter Perret menerapkan program musik klasik kepada para siswa di Bolton School selama setahun. Kali ini terdapat peningkatan signifikan terhadap nilai pelajaran bahasa dan matematika.

"Tujuannya bukan menjadikan anak-anak menjadi musisi. Syukur kalau memang ada yang seperti itu. Tapi terlepas dari apapun minat anak, paling utama yaitu menjadikan musik klasik sebagai media belajar bagi anak-anak. Sebab musik klasik punya dampak terapi yang tinggi dan mampu menyeimbangkan kerja otak kiri dan kanan. Meski dampaknya memang tidak secara langsung," ungkap suami penyanyi Memes ini serius.

Addie MS mengingatkan bahwa musik ibarat makanan. Ada musik yang bergizi dan tidak. Musik yang sekadar didengar untuk hiburan seperti banyak dilakukan masyarakat di Indonesia, takkan memberi banyak manfaat bagi tumbuh kembang otak manusia sejak janin masih berusia 18 minggu. Bahkan terhadap hewan dan tumbuhan.
"Sekarang sudah saatnya sekolah-sekolah di Indonesia menggunakan musik yang baik sebagai media belajar. Berbagai hasil penelitian dampak musik klasik terhadap manusia sudah begitu mudah diakses melalui media massa maupun internet," imbuhnya.
Pria kelahiran Jakarta 7 Oktober 1959 ini menyampaikan, para  ilmuwan, filsuf, tokoh, maupun pemimpin besar di dunia, rata-rata memiliki kecerdasan musikal yang baik. Sebut saja Albert Einstein seorang ilmuwan yang ternyata juga seorang guru biola. Para Presiden Amerika Serikat maupun jajaran menteri begitu antusias mendengar dan mempelajari musik klasik.
"Kecuali Presiden Bush yang agak kurang apresiatif terhadap pagelaran musik klasik maupun recital di lingkungan kepresidenan. Kita bisa menganalisa bagaimana keputusan orang-orang yang tidak suka terhadap musik," ujar Addie sambil tersenyum.
Fakta lain di Indonesia, kini ada beberapa musisi muda yang sejak dalam kandungan diperdengarkan musik klasik, menjadi musisi andal sekaligus berprestasi di bidang akademis. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang bukan keturunan musisi.
"Tapi saya perlu ingatkan bahwa pengaruh musik klasik tidak secara langsung membuat para mahasiswa pintar seketika seperti pertunjukkan sulap," imbuh pria bernama lengkap Addie Muljadi Sumaatmadja ini. (ricky reynald yulman)

Biarkan Si Kecil Mengeksplorasi Bunyi
MASIH
 banyak orangtua terganggu ketika mendengar anak-anak mereka memukul maupun memainkan alat-alat dapur layaknya memainkan alat musik. Reaksi spontan yang biasa keluar yaitu menghardik anak dengan kata-kata kasar. Padahal tindakan itu justru mematikan minat anak-anak terhadap musik.
"Sebaiknya biarkan anak-anak melakukan eksplorasi bunyi benda-benda di sekitarnya. Perdengarkan lebih banyak berbagai jenis musik, ceritakan kepada mereka tentang musik yang mereka dengar, kemudian ajak anak-anak bernyanyi bersama," ujar komposer Addie MS.
Minat anak-anak terhadap musik bisa lebih terasah bila orangtua dapat memasukkan mereka ke kursus musik. Setelah beberapa waktu belajar, buatkan semacam konser kecil di tengah-tengah keluarga. "Saat itulah anak-anak belajar percaya diri buat menunjukkan keterampilan mereka di hadapan orang lain. Banyak yang menyadari bahwa mereka bisa menghibur banyak orang," katanya. (ricky reynald yulman)

Sesuaikan dengan Suasana
TAK 
semua komposisi musik klasik cocok di semua suasana. Berikut ini adalah beberapa judul komposisi yang direkomendasi sebagai pengiring kegiatan anak-anak usia balita.

Untuk Bermain
Trumpet Concerto in Eb major - Haydn
Sonata for Two Pianos in D Major - WA Mozart
Violin Concerto No 3 - WA Mozart
The Arrival of the Queen of Sheba - Handel
Spring (The Four Seasons) - Vivaldi
Eine Kleine Nachtmusik - Mozart
Ah, vous dirai-je, Maman (Twinkle Twinkle Little Star) - WA Mozart
Syncopated Clock - Leroy Anderson
 FollinwogÆs Cakewalk - Debussy

Untuk Istirahat (sebelum tidur):

Canon in D - Pachelbel
Lullaby - Brahms
Claire de Lune - Debussy
Piano Concerto No. 5 (2nd movement) - LV Beethoven
Concerto for Flute and Harp - WA Mozart
Air on G String - JS Bach
Meditation - Massenet
Greensleeves - V Williams

Sumber:TJ Online - Sabtu, 30 Mei 2009 | 23:29 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar