MENU

Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 05 Maret 2013

Membuat Rumah "Tahan Banjir"


Tentunya, tidak ada orang yang ingin membangun rumah di daerah banjir. Namun, jika kondisi memaksa, Anda harus beradaptasi dengan keadaan.
Pada satu titik tertentu, keadaan mungkin akan memaksa Anda membuat rumah yang mampu meminimalisasi kerugian musibah banjir. Setidaknya, meski "dikepung" air, Anda mampu membuat rumah yang bisa menjaga agar barang-barang Anda tetap aman. 
Berikut ini beberapa masukan untuk Anda dalam membangun rumah yang "tahan banjir":
Pastikan fondasi
Pertama-tama, Anda harus memastikan fondasi rumah Anda lebih tinggi dari jalan di depan rumah Anda. Setidaknya fondasi tersebut 40 cm sampai 50 cm lebih tinggi dari jalan di depan rumah Anda.
Tinggi lantai Anda juga dapat menaikkan tinggi lantai. Pastikan jarak antara lantai dan plafon tidak terlalu dekat agar Anda tidak sulit beraktivitas di dalam rumah.
Minimalkan kayu
Kedua, minimalisasi penggunaan rangka kayu di rumah Anda. Pasalnya, rangka kayu akan mudah lapuk dan membahayakan Anda dan keluarga.
Sistem drainase
Ketiga, pastikan Anda menggunakan katup one-way pada sistem drainase untuk mencegah arus balik dari saluran pembuangan ke dalam rumah Anda. Selain itu, sebaiknya Anda juga merancang agar saluran drainase, septic tank, serta instalasi listrik aman dari banjir.
Sumur resapan & Biopori
Keempat, pastikan Anda membuat sumur serapan di pekarangan rumah Anda. Fungsi sumur ini adalah menyerap air hujan serta memastikan adanya ketersediaan air tanah.
Atur posisi ruang
Kelima, atur posisi ruang-ruang di dalam rumah Anda agar Anda lebih banyak beraktivitas pada lantai dua. Gunakan lantai pertama hanya untuk ruang duduk atau ruang berolahraga. Fungsi dari pengaturan tersebut agar Anda lebih mudah "mengungsikan" barang-barang jika banjir datang.
Sebenarnya, ada cara lain. Anda juga dapat ikut serta dalam pencegahan banjir daripada membuat "barikade" di rumah Anda. Jika seluruh warga kota ikut mencegah banjir, Anda tidak perlu bersusah payah mengungsi atau membuat rumah "tahan banjir".
Selain membuat sumur serapan, Anda dapat mulai mencegah banjir dengan mengurangi atau bahkan tidak sama sekali membuang sampah ke saluran kota. Mudah bukan?

Jakarta Terendam Banjir

Banjir Cawang. ©2013 Merdeka.com/Arie Basuki

Ribuan rumah di Jakarta terendam banjir akibat meluapnya Kali Ciliwung. Banjir setinggi 10-250 Cm menerjang rumah warga sejak pukul 01.30 WIB hingga pukul 05.00 WIB.

"Menurut pendataan yang dilakukan BPBD DKI Jakarta, tercatat 5.933 KK (16.064 jiwa) terdampak langsung atau terendam rumahnya oleh luapan Sungai Ciliwung. Wilayah yang terendam banjir meliputi 5 kecamatan, 9 kelurahan (34 RW, 118 RT). Sebanyak 2.236 jiwa mengungsi yang tersebar di 16 titik pengungsian," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, Selasa (5/3).

Menurutnya, daerah yang terendam banjir antara lain; Kelurahan Kampung Melayu, Bidara Cina, Cawang, Cililitan, Pejaten Timur, Bukit Duri, Kebon Baru, Rawa Jati, dan Pengadegan. Sementara, daerah yang terdampak paling parah adalah Kelurahan Cawang dengan tinggi 50-250 Cm dengan pengungsi 1.850 orang, Kampung Melayu dengan pengungsi 341 jiwa, Bidara Cina dengan pengungsi 45 jiwa dan Bukit Duri dengan pengungsi 60 orang. 

"Sebagian besar masyarakat tetap berada di rumahnya meski terendam banjir," katanya.

Sutopo mengatakan, penanganan darurat banjir dilakukan oleh BPBD DKI, Dinas Kesehatan, Dinsos, Dinas Pemadam Kebakaran dan PB, Satpol PP. BNPB memperkuat BPBD dengan bantuan personel, logistik dan peralatan. 

BPBD DKI menyiapkan tujuh perahu karet di tujuh titik dan BNPB menyiapkan dua perahu karet dan delapan personel TRC. Makanan siap saji telah dibagikan kepada masyarakat dan Pendataan masih dilakukan.

"Aktivitas masyarakat tetap berjalan. Banjir cenderung mulai menurun. Stok logistik dan peralatan mencukupi," katanya.

Reporter : Mardani
Sumber