Di India ada seorang nenek yang masih sangat aktif di usianya yang ke-78 tahun. Daya penglihatannya pun masih tajam, tidak seperti kebanyakan orang lanjut usia yang sangat bergantung pada kacamata, bahkan untuk membaca koran. Dia bernama Chandro Tomar.
Dengan mengenakan sari yang menutupi rambut putihnya yang panjang, Chandro bahkan dipercaya sebagai perempuan penembak jitu profesional tertua di dunia. Sebanyak 25 kejuaraan nasional menembak di India sudah dimenangkannya. Semuanya itu dilakukan Chandro tanpa mengabaikan tugas utamanya, yaitu mengurus keluarganya yang terdiri dari 6 anak dan 15 cucu.
"Saya ingin berbuat sesuatu yang bermanfaat dalam hidup saya dan menunjukkan kemampuan saya pada orang lain," kata nenek ini. "Waktu pertama kali mencoba menembak, saya langsung terpikat. Dan sekarang saya telah menunjukkan pada orang-orang bahwa umur tua bukanlah penghalang. Jika kita fokus, kita bisa melalukan apa pun juga."
Seperti diberitakan Dailymail.co.uk, semuanya ini berawal dari kejadian satu dekade yang lalu. Ketika itu Chandro mengantar cucunya ke tempat latihan menembak di Desa Johri, di Uttar Pradesh, India. Sang cucu ingin belajar satu keterampilan baru, tapi terlalu pemalu untuk pergi sendirian. Jadilah, sang nenek menemaninya. Tapi menariknya, hanya Chandro yang diterima dalam klub menembak itu.
"Selagi menunggu, saya putuskan untuk iseng mencobanya. Ternyata pelatih memperhatikan saya dan merasa kagum akan hasil bidikan saya," lanjut Chandro. "Dia meminta saya untuk datang kembali, dan saya pun kembali berlatih. Lama-lama saya begitu menikmatinya hingga menjadi hobi baru. Saya pun menjadi tak sabar untuk berlatih di klub setiap minggunya."
Sembari mengerjakan tugas kesehariannya di lahan pertaniannya dan mengurus keluarganya, Chandro selalu memanfaatkan kesempatan untuk melatih bidikannya. Batu dan botol air mineral pun bisa disulap menjadi alat latihannya. Ia akan melemparkan batu-batu ke dalam botol air.
Pelatih klub menembak, Farooq Pathan, berkata, "Saya terkejut melihat ada seorang lansia di dalam klub kami, tapi dia bisa belajar dengan cepat. Kemampuannya luar biasa. Pegangannya kokoh dan penglihatannya sangat tajam."
Chandro Tomar kini menjadi aset kebanggaan nasional India. Keahliannya sudah dikenal di seluruh India. Ia bahkan memenangkan medali emas pada Kejuaraan Menembak khusus Veteran yang diadakan di Chennai. Pengagum terberatnya adalah cucunya sendiri, Seema. Sang cucu juga seorang bintang menembak internasional yang menjadi perempuan pertama India yang berhasil memenangkan sebuah medali di kejuaraan Rifle and Pistol World Cup.
"Nenek mengagumkan," kata Seema. "Jika dia bisa melakukannya, kita pun bisa. Dia menunjukkan pada kita bahwa tiada yang mustahil. Dia sudah membantu kita untuk meningkatkan kehidupan kita. Banyak anggota klub yang akhirnya menjadi anggota militer atau kepolisian karena nenek yang menyemangati mereka."
Sungguh luar biasa pembuktian yang dilakukan seorang Chandro Tomar. Lebih luar biasanya lagi, semua pencapaian ini tidak membuat kehidupan rumah tangganya berubah. Chandro tetap memasak, membersihkan rumah, dan merawat keluarganya. Dia menyiapkan makan malam sebelum berlatih menembak dan membantu mengukir kisah sukses bagi klub menembak itu di masa depan.
Kisah Chandro Tomar ini menjadi bukti nyata bagi kita bahwa umur bukanlah penghalang bagi kita untuk melakukan apa pun yang kita inginkan. Dia juga menunjukkan bahwa dengan fokus dan ketekunan tinggi, kita bisa menguasai suatu keterampilan baru. Kuncinya, tak kenal lelah untuk melatih keterampilan itu di mana dan kapan pun kita berada. Itulah yang dilakukan Chandro hingga membuat dirinya dijuluki sniper tertua di dunia.
Dengan mengenakan sari yang menutupi rambut putihnya yang panjang, Chandro bahkan dipercaya sebagai perempuan penembak jitu profesional tertua di dunia. Sebanyak 25 kejuaraan nasional menembak di India sudah dimenangkannya. Semuanya itu dilakukan Chandro tanpa mengabaikan tugas utamanya, yaitu mengurus keluarganya yang terdiri dari 6 anak dan 15 cucu.
"Saya ingin berbuat sesuatu yang bermanfaat dalam hidup saya dan menunjukkan kemampuan saya pada orang lain," kata nenek ini. "Waktu pertama kali mencoba menembak, saya langsung terpikat. Dan sekarang saya telah menunjukkan pada orang-orang bahwa umur tua bukanlah penghalang. Jika kita fokus, kita bisa melalukan apa pun juga."
Seperti diberitakan Dailymail.co.uk, semuanya ini berawal dari kejadian satu dekade yang lalu. Ketika itu Chandro mengantar cucunya ke tempat latihan menembak di Desa Johri, di Uttar Pradesh, India. Sang cucu ingin belajar satu keterampilan baru, tapi terlalu pemalu untuk pergi sendirian. Jadilah, sang nenek menemaninya. Tapi menariknya, hanya Chandro yang diterima dalam klub menembak itu.
"Selagi menunggu, saya putuskan untuk iseng mencobanya. Ternyata pelatih memperhatikan saya dan merasa kagum akan hasil bidikan saya," lanjut Chandro. "Dia meminta saya untuk datang kembali, dan saya pun kembali berlatih. Lama-lama saya begitu menikmatinya hingga menjadi hobi baru. Saya pun menjadi tak sabar untuk berlatih di klub setiap minggunya."
Sembari mengerjakan tugas kesehariannya di lahan pertaniannya dan mengurus keluarganya, Chandro selalu memanfaatkan kesempatan untuk melatih bidikannya. Batu dan botol air mineral pun bisa disulap menjadi alat latihannya. Ia akan melemparkan batu-batu ke dalam botol air.
Pelatih klub menembak, Farooq Pathan, berkata, "Saya terkejut melihat ada seorang lansia di dalam klub kami, tapi dia bisa belajar dengan cepat. Kemampuannya luar biasa. Pegangannya kokoh dan penglihatannya sangat tajam."
Chandro Tomar kini menjadi aset kebanggaan nasional India. Keahliannya sudah dikenal di seluruh India. Ia bahkan memenangkan medali emas pada Kejuaraan Menembak khusus Veteran yang diadakan di Chennai. Pengagum terberatnya adalah cucunya sendiri, Seema. Sang cucu juga seorang bintang menembak internasional yang menjadi perempuan pertama India yang berhasil memenangkan sebuah medali di kejuaraan Rifle and Pistol World Cup.
"Nenek mengagumkan," kata Seema. "Jika dia bisa melakukannya, kita pun bisa. Dia menunjukkan pada kita bahwa tiada yang mustahil. Dia sudah membantu kita untuk meningkatkan kehidupan kita. Banyak anggota klub yang akhirnya menjadi anggota militer atau kepolisian karena nenek yang menyemangati mereka."
Kisah Chandro Tomar ini menjadi bukti nyata bagi kita bahwa umur bukanlah penghalang bagi kita untuk melakukan apa pun yang kita inginkan. Dia juga menunjukkan bahwa dengan fokus dan ketekunan tinggi, kita bisa menguasai suatu keterampilan baru. Kuncinya, tak kenal lelah untuk melatih keterampilan itu di mana dan kapan pun kita berada. Itulah yang dilakukan Chandro hingga membuat dirinya dijuluki sniper tertua di dunia.
Sumber:http://m.andriewongso.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar