Timnas U-23 Indonesia gagal merebut medali emas dari cabang sepakbola SEA Games XXVI setelah di partai final kalah adu penalti dari juara bertahan Malaysia 4-3 di Stadion Gelora Bung Karno, Senin (21/11).
Kegagalan eksekusi Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Sinaga dalam drama adu penalti membuat Indonesia seakan mengulangi kegagalan SEA Games 1997 lalu ketika di Indonesia yang saat itu menjadi tuan rumah dan telah memastikan diri sebagai juara umum, kalah adu penalti dari Thailand 2 – 4 di SUGBK.
Dengan demikian maka pasukan Rahmad Darmawan cuma mendapat medali perak. Pertandingan terpaksa dilanjutkan sampai adu penalti karena selama 120 menit kedua tim bermain 1-1. Indonesia sempat unggul cepat di awal laga lewat Gunawan Dwi Cahyo sebelum disamakan oleh Malaysia di pertengahan babak pertama.
Indonesia langsung mengempur Malaysia sejak pertandingan dimulai. Laga baru berjalan dua menit, Indonesia sudah memiliki peluang emas saat tendangan jarak jauh Andik Vermansyah masih bisa ditepis Khairul Fahmi. Bola muntah yang disambar Titus Bonai masih tepat ke pelukan Fahmi.
Selang dua menit kemudian giliran Patrich Wanggai yang memiliki peluang yang sayangnya bisa diblok pemain Malaysia sehingga cuma menghasilkan tendangan penjuru.
Dari tendangan penjuru ini Indonesia berhasil membuka keunggulan ketika umpan pemain sayap Okto Maniani ditanduk Gunawan dan gagal dibendung oleh Fahmi.
Sayangnya selepas unggul cepat permainan Indonesia menurun. Malaysia mampu menguasai jalannya pertandingan. Di menit 12, Malaysia nyaris menyamakan skor ketika umpan Baddrol Bachtiar disundul Omar Mohd Asrarudin, untungnya Kurnia Meiga sigap mengamankan gawangnya.
Indonesia sempat mencetak satu gol lagi lewat Tibo, namun sayangnya wasit menganulirnya karena off-side.
Malaysia sukses membungkam publik Gelora Bung Karno di menit 33 ketika Baddrol dengan cerdik melepaskan umpan silang ke mulut gawang Indonesia yang kemudian disundul Asrarudin sembari terbang menjatuhkan badan dan bola bersarang ke gawang Meiga. Skor 1-1 bertahan sampai jeda.
Dua menit babak kedua berjalan Indonesia memiliki peluang emas saat tendangan bebas kapten Egi Melgiansyah masih dapat ditangkap dengan baik oleh Fahmi.
Malaysia ganti mengancam dan memiliki dua peluang lewat Fakri dan Irfan yang untungnya masih bisa dijinakkan Meiga.
Wanggai sempat memiliki dua peluang emas untuk membawa Indonesia memimpin. Peluang pertama Wanggai dengan cepat ditutup oleh Fahmi, sedangkan tendangan kaki kirinya masih melebar.
Pada menit 83, Malaysia nyaris berbalik memimpin bila Meiga tidak tampil gemilang menepis tendangan bebas yang dilepaskan Baddrol. Pertandingan pun terpaksa dilanjutkan sampai perpanjangan waktu.
Di masa perpanjangan waktu, Indonesia sempat memiliki beberapa peluang emas seperti ketika tendangan Tibo masih bisa diamankan Fahmi. Sebuah sundulan Tibo di akhir masa perpanjangan waktu juga masih belum menemui sasaran sehingga adu penalti terpaksa digelar.
Sayangnya keberuntungan sedang tidak memihak Indonesia di drama adu penalti. Dua algojo Indonesia, Gunawan dan Ferdinand, gagal menunaikan tugasnya. Tembakan Gunawan membentur tiang, sedangkan eksekusi Ferdinand ditepis Fahmi. Dari kubu Malaysia cuma Fakri saja yang tendangannya dihalau Meiga.
Timnas U-23 Kerangka Tim Masa Depan
Walau tim nasional (Timnas) U-23 Indonesia yang berlaga di Sea Games XXVI tidak mencapai target meraih juara, tetapi hal positif lainya telah didapatkan adalah kerangka tim yang telah dibentuk oleh pelatih kepala Rahmad `RD` Darmawan kata Marcelino Roy Hababuk.
"Lupakan kekalahan dari Malaysia, yang terpenting adalah bagaimana Indonesia mempunyai kerangka tim nasional yang mantap," kata koordinator Port Numbay Persipura Mania Marcelino Ray Hababuk di Jayapuar, Papua, Selasa.
Dikatakanya, kalah-menang dalam olahraga sepak bola merupakan hal yang biasa akan tetapi bukan saling menyalahkan ataupun terbebani dengan kekalahan yang ada.
Namun, hal yang terpenting adalah memetik sejumlah pelajaran dan pengalaman yang berharga.
"Kita jangan lihat dengan kaca mata yang sempit, kekalahan Timnas U-23 dari Malaysia merupakan pelajaran yang berharga dan semuanya ada hikmah dibalik itu," katanya.
Dia lebih jauh katakan, apa yang dilakukan oleh `RD` pelatih kepala Timnas U-23 yang berlaga di Sea Games XXVI patut dianjungi jempol dan mendapatkan apresiasi yang baik.
Karena mampu membentuk, meramu ataupun meracik sejumlah pemain muda yang memiliki sifat, sikap dan karakter yang berbeda ke dalam suatu tim.
"Lihat saja, RD bisa meramu pemain-pemain muda kita dalam satu kerangka tim yang mantap. Ada Titus Bonai dan Patrich Wanggai di depan, ada Andik dan Okto di sayap kiri/kanan, belum lagi ada bek kiri hasil naturalisasi Diego Michels, dan di bek kanan Hasan Kipuw," katanya.
Menurutnya, sejumlah pemain muda yang tergabung di Timnas U-23 ini menunjukan progres yang baik dengan permainan sepak bola menyerang yang indah.
Walau masih memiliki sejumlah kekurangan yang harus dibenahi pada lini tengah dan belakang.
"Jika mereka tetap dipertahankan dalam sejumlah pertandingan Internasional, saya pikir mereka akan menjadi pemain-pemain masa depan Indonesia," katanya memuji.
Drama Adu Penalti
Indonesia 1 – Malaysia 0. Titus Bonai yang menjadi eksekutor pertama Indonesia berhasil ditebak arahnya oleh Khairul Fahmi tapi bola tetap masuk.
Indonesia 1 – Malaysia 1. Mahari Jesuli yang merupakan bek kanan Malaysia berhasil menyamakan kedudukan usai mengecoh Kurnia Mega.
Indonesia 1 – Malaysia 1. Gunawan Dwi Cahyo yang ditugaskan menjadi algojo kedua gagal menjalankan tugasnya setelah sepakannya hanya menerpa tiang gawang Malaysia.
Indonesia 1 – Malaysia 2. Malaysia berhasil unggul usai pemain pengganti Othman Fandi kembali mengecoh Kurnia Mega.
Indonesia 2 – Malaysia 2. Indonesia berhasil menyamakan kedudukan usai kapten Egi Melgiansyah menendang bola ke kanan gawang Malaysia sementara Khairul Fahmi bergerak ke kiri.
Indonesia 2 – Malaysia 2. Kurnia Mega tampil gemilang untuk menggagalkan eksekusi striker Malaysia, Ahmad Fakri. Keputusannya bergerak ke arah kanan sangat tepat.
Indonesia 3 – Malaysia 2. Abdul Rahman berhasil mengeksekusi penalti dengan baik usai tendangannya ke arah kanan berhasil mengecoh kiper Malaysia yang bergerak ke kiri.
Indonesia 3 – Malaysia 3. Bek Malaysia, Mohammad Fadhli berhasil membuat Malaysia kembali menyamakan kedudukan usai tendangan kaki kirinya yang sebenarnya berhasil ditebak Kurnia Mega mampu melesak masuk.
Indonesia 3 – Malaysia 3. Indonesia gagal mengambil alih keunggulan. Ferdinand Sinaga gagal menjalankan usai tendangan lemahnya ke tengah gawang berhasil dimentahkan Khairul Fahmi.
Indonesia 3 – Malaysia 4. Malaysia akhirnya memastikan gelar juara usai tendangan kaptennya, Bakhtiar Baddrol sukses menjebol gawang Kurnia Mega. Bola sebenarnya bisa ditahan kaki Kurnia Mega tapi karena kerasnya tendangan Bakhtiar Baddrol, bola tetap bergulir masuk ke gawang Indonesia. Malaysia pun sukses meraih medali emas SEA Games 2011 sekaligus mempertahankan gelar emas sepakbolanya dua tahun lalu.
Susunan Pemain:
Indonesia (4-2-3-1): 1-Kurnia Mega; 15-Hasim Kipow, 28-Abdul Rahman, 13-Gunawan Dwi Cahyo, 24-Diego Michaels; 8-Egi Melgiansyah (C), 6-Mahardiga Lasut; 21-Andik Virmansyah (Ferdinand Sinaga 65’), 27-Patrich Wanggai (11-Ramdani Lestaluhu 75’), 10-Oktovianus Maniani; 25-Titus Bonai.
Malaysia (4-4-2): 1-Che Mat Khairul Fahmi; 2-Jasuli Mahali, 24-Ahmad Mohamad Muslim, 4-Mohd Shas Mohamad Fadhli, 3-Mohd Azmi Mohd; 11-G. Kandasamy Gurusamy, 9-Ambumamee Thamil Arasu, 10-Bakhtiar Badrol (C), 6-Omar Mohd Asraruddin Zubir; 7-Fazail Mohd Irfan, 13-Saarani Ahmad Fakri.
Sumber:http://www.infogue.com/article/2011/11/21/kalah_adu_penalti_indonesia_gagal_rebut_emas
http://solahlah.blogspot.com/
http://www.antaranews.com/berita/285931/timnas-u-23-kerangka-tim-masa-depan
Kegagalan eksekusi Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Sinaga dalam drama adu penalti membuat Indonesia seakan mengulangi kegagalan SEA Games 1997 lalu ketika di Indonesia yang saat itu menjadi tuan rumah dan telah memastikan diri sebagai juara umum, kalah adu penalti dari Thailand 2 – 4 di SUGBK.
Dengan demikian maka pasukan Rahmad Darmawan cuma mendapat medali perak. Pertandingan terpaksa dilanjutkan sampai adu penalti karena selama 120 menit kedua tim bermain 1-1. Indonesia sempat unggul cepat di awal laga lewat Gunawan Dwi Cahyo sebelum disamakan oleh Malaysia di pertengahan babak pertama.
Indonesia langsung mengempur Malaysia sejak pertandingan dimulai. Laga baru berjalan dua menit, Indonesia sudah memiliki peluang emas saat tendangan jarak jauh Andik Vermansyah masih bisa ditepis Khairul Fahmi. Bola muntah yang disambar Titus Bonai masih tepat ke pelukan Fahmi.
Selang dua menit kemudian giliran Patrich Wanggai yang memiliki peluang yang sayangnya bisa diblok pemain Malaysia sehingga cuma menghasilkan tendangan penjuru.
Dari tendangan penjuru ini Indonesia berhasil membuka keunggulan ketika umpan pemain sayap Okto Maniani ditanduk Gunawan dan gagal dibendung oleh Fahmi.
Sayangnya selepas unggul cepat permainan Indonesia menurun. Malaysia mampu menguasai jalannya pertandingan. Di menit 12, Malaysia nyaris menyamakan skor ketika umpan Baddrol Bachtiar disundul Omar Mohd Asrarudin, untungnya Kurnia Meiga sigap mengamankan gawangnya.
Indonesia sempat mencetak satu gol lagi lewat Tibo, namun sayangnya wasit menganulirnya karena off-side.
Malaysia sukses membungkam publik Gelora Bung Karno di menit 33 ketika Baddrol dengan cerdik melepaskan umpan silang ke mulut gawang Indonesia yang kemudian disundul Asrarudin sembari terbang menjatuhkan badan dan bola bersarang ke gawang Meiga. Skor 1-1 bertahan sampai jeda.
Dua menit babak kedua berjalan Indonesia memiliki peluang emas saat tendangan bebas kapten Egi Melgiansyah masih dapat ditangkap dengan baik oleh Fahmi.
Malaysia ganti mengancam dan memiliki dua peluang lewat Fakri dan Irfan yang untungnya masih bisa dijinakkan Meiga.
Wanggai sempat memiliki dua peluang emas untuk membawa Indonesia memimpin. Peluang pertama Wanggai dengan cepat ditutup oleh Fahmi, sedangkan tendangan kaki kirinya masih melebar.
Pada menit 83, Malaysia nyaris berbalik memimpin bila Meiga tidak tampil gemilang menepis tendangan bebas yang dilepaskan Baddrol. Pertandingan pun terpaksa dilanjutkan sampai perpanjangan waktu.
Di masa perpanjangan waktu, Indonesia sempat memiliki beberapa peluang emas seperti ketika tendangan Tibo masih bisa diamankan Fahmi. Sebuah sundulan Tibo di akhir masa perpanjangan waktu juga masih belum menemui sasaran sehingga adu penalti terpaksa digelar.
Sayangnya keberuntungan sedang tidak memihak Indonesia di drama adu penalti. Dua algojo Indonesia, Gunawan dan Ferdinand, gagal menunaikan tugasnya. Tembakan Gunawan membentur tiang, sedangkan eksekusi Ferdinand ditepis Fahmi. Dari kubu Malaysia cuma Fakri saja yang tendangannya dihalau Meiga.
Timnas U-23 Kerangka Tim Masa Depan
Walau tim nasional (Timnas) U-23 Indonesia yang berlaga di Sea Games XXVI tidak mencapai target meraih juara, tetapi hal positif lainya telah didapatkan adalah kerangka tim yang telah dibentuk oleh pelatih kepala Rahmad `RD` Darmawan kata Marcelino Roy Hababuk.
"Lupakan kekalahan dari Malaysia, yang terpenting adalah bagaimana Indonesia mempunyai kerangka tim nasional yang mantap," kata koordinator Port Numbay Persipura Mania Marcelino Ray Hababuk di Jayapuar, Papua, Selasa.
Dikatakanya, kalah-menang dalam olahraga sepak bola merupakan hal yang biasa akan tetapi bukan saling menyalahkan ataupun terbebani dengan kekalahan yang ada.
Namun, hal yang terpenting adalah memetik sejumlah pelajaran dan pengalaman yang berharga.
"Kita jangan lihat dengan kaca mata yang sempit, kekalahan Timnas U-23 dari Malaysia merupakan pelajaran yang berharga dan semuanya ada hikmah dibalik itu," katanya.
Dia lebih jauh katakan, apa yang dilakukan oleh `RD` pelatih kepala Timnas U-23 yang berlaga di Sea Games XXVI patut dianjungi jempol dan mendapatkan apresiasi yang baik.
Karena mampu membentuk, meramu ataupun meracik sejumlah pemain muda yang memiliki sifat, sikap dan karakter yang berbeda ke dalam suatu tim.
"Lihat saja, RD bisa meramu pemain-pemain muda kita dalam satu kerangka tim yang mantap. Ada Titus Bonai dan Patrich Wanggai di depan, ada Andik dan Okto di sayap kiri/kanan, belum lagi ada bek kiri hasil naturalisasi Diego Michels, dan di bek kanan Hasan Kipuw," katanya.
Menurutnya, sejumlah pemain muda yang tergabung di Timnas U-23 ini menunjukan progres yang baik dengan permainan sepak bola menyerang yang indah.
Walau masih memiliki sejumlah kekurangan yang harus dibenahi pada lini tengah dan belakang.
"Jika mereka tetap dipertahankan dalam sejumlah pertandingan Internasional, saya pikir mereka akan menjadi pemain-pemain masa depan Indonesia," katanya memuji.
Drama Adu Penalti
Indonesia 1 – Malaysia 0. Titus Bonai yang menjadi eksekutor pertama Indonesia berhasil ditebak arahnya oleh Khairul Fahmi tapi bola tetap masuk.
Indonesia 1 – Malaysia 1. Mahari Jesuli yang merupakan bek kanan Malaysia berhasil menyamakan kedudukan usai mengecoh Kurnia Mega.
Indonesia 1 – Malaysia 1. Gunawan Dwi Cahyo yang ditugaskan menjadi algojo kedua gagal menjalankan tugasnya setelah sepakannya hanya menerpa tiang gawang Malaysia.
Indonesia 1 – Malaysia 2. Malaysia berhasil unggul usai pemain pengganti Othman Fandi kembali mengecoh Kurnia Mega.
Indonesia 2 – Malaysia 2. Indonesia berhasil menyamakan kedudukan usai kapten Egi Melgiansyah menendang bola ke kanan gawang Malaysia sementara Khairul Fahmi bergerak ke kiri.
Indonesia 2 – Malaysia 2. Kurnia Mega tampil gemilang untuk menggagalkan eksekusi striker Malaysia, Ahmad Fakri. Keputusannya bergerak ke arah kanan sangat tepat.
Indonesia 3 – Malaysia 2. Abdul Rahman berhasil mengeksekusi penalti dengan baik usai tendangannya ke arah kanan berhasil mengecoh kiper Malaysia yang bergerak ke kiri.
Indonesia 3 – Malaysia 3. Bek Malaysia, Mohammad Fadhli berhasil membuat Malaysia kembali menyamakan kedudukan usai tendangan kaki kirinya yang sebenarnya berhasil ditebak Kurnia Mega mampu melesak masuk.
Indonesia 3 – Malaysia 3. Indonesia gagal mengambil alih keunggulan. Ferdinand Sinaga gagal menjalankan usai tendangan lemahnya ke tengah gawang berhasil dimentahkan Khairul Fahmi.
Indonesia 3 – Malaysia 4. Malaysia akhirnya memastikan gelar juara usai tendangan kaptennya, Bakhtiar Baddrol sukses menjebol gawang Kurnia Mega. Bola sebenarnya bisa ditahan kaki Kurnia Mega tapi karena kerasnya tendangan Bakhtiar Baddrol, bola tetap bergulir masuk ke gawang Indonesia. Malaysia pun sukses meraih medali emas SEA Games 2011 sekaligus mempertahankan gelar emas sepakbolanya dua tahun lalu.
Susunan Pemain:
Indonesia (4-2-3-1): 1-Kurnia Mega; 15-Hasim Kipow, 28-Abdul Rahman, 13-Gunawan Dwi Cahyo, 24-Diego Michaels; 8-Egi Melgiansyah (C), 6-Mahardiga Lasut; 21-Andik Virmansyah (Ferdinand Sinaga 65’), 27-Patrich Wanggai (11-Ramdani Lestaluhu 75’), 10-Oktovianus Maniani; 25-Titus Bonai.
Malaysia (4-4-2): 1-Che Mat Khairul Fahmi; 2-Jasuli Mahali, 24-Ahmad Mohamad Muslim, 4-Mohd Shas Mohamad Fadhli, 3-Mohd Azmi Mohd; 11-G. Kandasamy Gurusamy, 9-Ambumamee Thamil Arasu, 10-Bakhtiar Badrol (C), 6-Omar Mohd Asraruddin Zubir; 7-Fazail Mohd Irfan, 13-Saarani Ahmad Fakri.
Sumber:http://www.infogue.com/article/2011/11/21/kalah_adu_penalti_indonesia_gagal_rebut_emas
http://solahlah.blogspot.com/
http://www.antaranews.com/berita/285931/timnas-u-23-kerangka-tim-masa-depan
Sumber gambar klik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar