Metabolic Syndrome atau Sindrom metabolik bukanlah satu penyakit atau gangguan. Ini adalah nama yang diberikan kepada sekelompok pengukuran tubuh tidak sehat dan hasil pengujian laboratorium yang, dalam kombinasi, meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, diabetes, asterosklerosis, hipertensi, penyakit jantung, gagal ginjal, masalah penglihatan, dan kebutaan.
Jika Anda memiliki sindrom metabolik, risiko penyakit jantung dua kali lebih tinggi itu untuk seseorang yang tidak memilikinya, dan risiko Anda untuk mengembangkan diabetes adalah lima kali lebih tinggi. Orang-orang dari kelompok etnis tertentu (misalnya, Meksiko-Amerika) memiliki peningkatan risiko gangguan metabolik. Di antara Afrika-Amerika dan Hispanik, perempuan lebih mungkin untuk mengembangkan sindrom metabolik daripada pria. Di Kaukasia, risiko adalah sama antara pria dan wanita
Empat gangguan kesehatan yang menjadi trend pada masyarakat modern saat ini adalah: obesitas (kegemukan), diabetes (kadar gula darah tinggi), kadar lemak darah tinggi, (+ kolesterol) serta hipertensi. Banyak ahli menyebutnya sebagai The Deadly Quartet atau Syndrome X, namun sekarang semua sepakat dengan nama Metabolic Syndrome.
Sumber gambar Klik
Definisi WHO untuk Metabolic Syndrome adalah bila didapatkan penyakit Diabetes Mellitus ditambah dengan minimal dua dari gejala sebagai berikut:
- waist-to-hip ratio (perbandingan lingkar perut dengan panggul) >90 pada pria atau >0.85 pada wanita
- kadar trigliserida darah > 150 mg/dl atau kolesterol HDL < 35 mg/dl pada pria atau < 39 mg/dl pada wanita
- kecepatan ekskresi albumin dalam urin > 20 ug/menit, dan
- tekanan darah > 140/90 mmHg.
Masih ada lagi definisi menurut the US National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (ATP III) dan menurut International Diabetes Federation (IDF) yang kurang lebih tidak jauh berbeda.
Yang penting diperhatikan oleh kita adalah meningkatnya kecenderungan gemuk, gula dan lemak tinggi, serta tekanan darah tinggi di negara-negara maju yang saat ini juga menghinggapi negara berkembang termasuk Indonesia.
Laporan terakhir menyebutkan Metabolic Syndrome diidap oleh 50 juta orang di Amerika Serikat (Int J Epidemiol 2006; 35:190-6). Saat ini tercatat 17 juta orang meninggal setiap tahun karena stroke dan sakit jantung, 11 juta diantaranya terdapat di negara berkembang termasuk Asia. Diperkirakan hampir satu miliar manusia di bumi ini telah mengalami kelebihan berat badan (Diabetes Voice 2006; 51:8-10).
Tidak banyak data yang ada di negara kita, namun angka Metabolic Syndrome di Asia berkisar antara 13.3 % di daratan Tiongkok hingga 30% di Iran (Diabetes Voice 2006; 51:15-17).
Diperkirakan pada tahun 2020, penyakit jantung koroner dan stroke akan menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia.
Bahaya Mengancam
Kita semua sependapat adanya perubahan life style di masyarakat sebagai penyebab makin banyaknya kasus gemuk, gula, lemak, dan tekanan darah tinggi. Studi di Perancis menyebutkan “fast-food culture” yang makin membudaya, makin banyaknya vending machine di sekolah dan tempat umum menimbulkan obesitas dimana-mana.
Prof.Paul Zimmet, yang September mendatang mengetuai Kongres Obesitas Dunia di Sydney, memberi istilah “coca-colanization” sebagai biang Metabolic Syndrome.
Banyaknya orang menonton bola sambil duduk tiduran dan makan minum, tentu saja sangat besar dampak bagi peningkatan gula dan lemak darah. Selain itu, merokok, alkohol dan stress yang ada selama nonton bola, hasil akhirnya adalah stroke dan atau serangan jantung.
Mingguan Kedokteran The Lancet, dalam komentarnya “The World Cup, Sport Sponsorship, and Health” tanggal 16 Juni 2006 yang lalu, mengecam FIFA yang membiarkan ajang Piala Dunia disponsori oleh perusahaan minuman, fast-food, dan soda, seperti bir Budweiser, McDonald, dan Coca-Cola. FIFA juga dikecam dengan mencabut larangan merokok di stadion dan membolehkan merek produk tembakau sebagai produk resmi di Piala Dunia (Lancet 2006; 367:1964-6).
Night Eating Syndrome
Suatu kebiasaan buruk Night Eating Syndrome (NES), ditandai dengan kehilangan nafsu makan pada pagi hari, stres, sukar tidur, disertai dengan makan yang berlebihan pada malam hari. Dr.Albert J Stunkard, pakar dari University Pennsylvania, Philadelphia, AS, yang meneliti kelainan ini sejak tahun 1955 (sekarang beliau sudah pensiun), memberikan kuliahnya pada peserta the 13th European Congress on Obesity (ECO) tanggal 26-29 Mei 2004 yang lalu di Praha. Diperkirakan sudah ada 10 juta orang yang menderita NES, dan sebagian besar dari mereka adalah gemuk.
Tanda-tanda yang didapatkan pada penderita NES adalah hilangnya nafsu makan pada pagi hari, seringkali sampai 5-6 jam setelah bangun pagi masih enggan sarapan, namun pada malam hari, penderita cenderung buka lemari makan atau lemari es, cari makanan kaya kalori, karbohidrat, dan lemak, misalnya snack, es krim, kacang, atau coklat, lalu kebiasaan makan malam ini akan diulangi sampai 3-4 kali dalam semalam, kemudian tertidur. Penderita biasanya mempunyai kepribadian depresi, stres, gelisah, cemas, dan umumnya sukar tidur.
NES banyak ditemukan pada kaum selebritis, kebiasaan cari makan pada malam hari harus diwaspadai bagi para pecandu bola. Diperkirakan pasien NES akan menjadi obesitas setelah 3-4 tahun.
Cegah Sebelum Terlambat
Change your lifestyle, demikian yang dianjurkan oleh semua institusi dan lembaga kesehatan, terapkan gaya hidup sehat sebagai upaya pencegahan kasus kegemukan, naiknya gula dan lemak serta tekanan darah.
Selama nonton bola, biasanya minum hanya air mineral, makan sayuran dan buah, hindari konsumsi banyak karbohidrat dan lemak. Sesekali diselingi gerak badan atau dibarengi dengan sambil naik sepeda statis atau olahraga treadmill ringan di depan televisi.
Nonton bareng membuat anda lebih rileks dan tidak stres.
Sangat baik bila anda tidak minum alcohol dan merokok, ingat kebiasaan merokok menyebabkan orang sekitar anda menjadi passive smoker dengan akibat yang sama buruknya bagi jantung dan pembuluh darah otak.
Lakukan saran preventif di atas sekarang juga, supaya semua terhibur oleh bola dan tetap hidup sehat.
Sumber: by Hans Tandra http://domeclinic.com
http://www.mtyhd.org/wellness/index.php?option=com_content&view=article&id=1643&Itemid=1038&lang=en
Tidak ada komentar:
Posting Komentar