Danau Kakaban, adalah air laut yang terperangkap di Pulau Kakaban, ditambah dengan air dari dalam tanah dan air hujan sejak 2 juta tahun lalu. Danau Kakaban merupakan danau prasejarah yaitu zaman peralihan Holosin. Luasnya sekitar 5 km², dengan kedalaman 17 meter berdinding karang terjal setinggi 50 meter, yang mengakibatkan air laut yang terperangkap tidak lagi bisa keluar, menjadi danau. Secara administratif, Danau Kakaban termasuk wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Karena perubahan dan evolusi yang cukup lama oleh air hujan dan air tanah, air danau ini kemudian menjadi lebih tawar dibandingkan laut yang ada di sekitarnya. Perubahan ini berdampak juga pada adaptasi fauna laut yang ada di dalam danau itu. Ubur-ubur misalnya, karena terbatasnya makanan, akhirnya beradaptasi dengan melakukan simbiose mutualistis dengan algae.Algae adalah penghasil makanan dan harus memasak makanan dengan bantuan sinar matahari.
Biota dalam Danau
Selama ribuan tahun danau di tengah laut ini tentu saja menciptakan suatu ekosistem tersendiri yang sangat unik.
Cerita simbiosis ini sangat menarik. Ubur-ubur Pulau Kakaban, menempatkan algae pada bagian kakinya, karena ganggang berkepentingan untuk mendapatkan matahari sebagai sarana melakukan fotosistesa, sang ubur-ubur akhirnya berjalan terbalik, dengan kaki ke atas dan kepala ke bawah. Cara berjalan yang unik inilah yang menarik para ilmuwan dan penyelam untuk mengetahui evolusi terhadap fauna laut yang akhirnya berperilaku aneh demi mempertahankan hidup mereka. Catatan para penyelam juga memberikan gambaran, hewan-hewan yang ada di danau ini mempunyai cahaya lebih berwarna warni ketika hari semakin gelap. Diduga, pada danau ini banyak akan dijumpai jenis-jenis baru.
]Hanya tiga di dunia
Di dunia, tempat seperti ini hanya dijumpai di Danau Ubur-ubur Palau, Kepulauan Micronesia di kawasan Tenggara Laut Pasifik atau 500 km sebelah timur Filipina. Pulau Kakaban salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai danau di tengahnya. Banyak sekali jenis ubur-ubur yang berada di danau ini, dan mereka sama sekali tidak menyengat. Jenis ubur-ubur langka ini hanya bisa ditemukan di 3 tempat di dunia, selain di Kakaban, juga di pulau pulau Palau Mikronesia dan yang terakhir dan baru-baru ini ditemukan adalah di Sulawesi.
Selain itu di pinggiran pantainya juga tumbuh hutan bakau, yang dihuni oleh banyak jenis kepiting,teripang, dan ular laut. Banyak sekali jenis-jenis hewan yang belum diidentifikasi di kawasan ini. Dr. Thomas Tomascik, seorang ahli kelautan berkebangsaan Kanada, mengatakan Pulau Kakabanmerupakan surga kekayaan biologi yang ada di Indonesia. Misteri bagaimana hewan dan tumbuhan yang terisolasi dalam danau ini merupakan salah satu obyek yang sangat diminati oleh ilmuwan untuk diungkap. Karena itu laut ini memang pantas menjadi obyek konsevasi alam yang harusnya dilindungi dan dilestarikan.
Salah satu ungkapan yang menarik, bagaimana misalnya ada hewan-hewan laut yang sekarang tetap saja survive padahal kesadahan air di dalamnya sudah berubah total.Pulau Kakaban dalam bahasa daerah adalah pulau yang "memeluk"'. Jadi Pulau Kakaban artinya "sebuah pulau yang memeluk danau", termasuk di dalamnya adalah flora dan faunanya yang penuh keunikan.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mencatat potensi 56 lokasi penyelaman di Indonesia. Sebanyak 13 lokasi diantaranya dipromosikan seiring dengan kesiapan infrastruktur pendukung.
Indonesia boleh dikatakan sangat beruntung berada dalam posisi geografis yang menempatkannya pada pusat "segitiga Terumbu Karang Dunia" yaitu wilayah dengan keaneka varietas karang dan biota laut yang paling banyak di dunia.
Keindahan terumbu karang di kawasan perairan Bunaken, Manado, Sulawesi Utara. Taman laut Bunaken adalah salah satu lokasi selam di Indonesia yang terkenal secara internasional.
Ikan Goby, (Bryaninops Yongei), berdiam di whip coral (Cirrhipathes sp) di perairan Berau, Kalimantan timur.
Ubur-ubur "Martigas papua", Danau Kakaban, Perairan Berau, Kalimantan Timur dengan tentakel berwarna tembaga, telah kehilangan sengat karena tiadanya predator dalam proses evolusi selama 2 juta tahun.
Primadona dari para ubur-ubur yang ada disini adalah ubur-ubur jenis Cassiopea, yang berenang terbalik. Mereka berenang dengan tubuh terbalik agar mampu berfotosintesis dan menghasilkan makanannya, dengan posisi tentakel-tentakelnya yang berada di atas, menghadap matahari. Ubur-ubur ini menjadi trademark pulau Kakaban, mungkin karena jumlahnya yang paling banyak ditemukan kalau kita berenang dan snorkeling di sekitaran tepi danau.
Memang unik karena mereka tidak menyengat, mungkin ini adalah hasil evolusi mereka dari beradaptasi dengan lingkungan danau yang berbeda dengan ekosistem ubur-ubur pada umumnya.
Yang jelas, merupakan sensasi tersendiri bisa berenang dikelilingi ubur-ubur kenyal yang lucu ini. Sesekali, mereka dengan tidak sengaja menyentuh kaki atau badan kita yang sedang berenang. Rasanya menyenangkan sekali, pengalaman yang sangat langka.
Memang unik karena mereka tidak menyengat, mungkin ini adalah hasil evolusi mereka dari beradaptasi dengan lingkungan danau yang berbeda dengan ekosistem ubur-ubur pada umumnya.
Yang jelas, merupakan sensasi tersendiri bisa berenang dikelilingi ubur-ubur kenyal yang lucu ini. Sesekali, mereka dengan tidak sengaja menyentuh kaki atau badan kita yang sedang berenang. Rasanya menyenangkan sekali, pengalaman yang sangat langka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar