Oleh Valentino
Google melalui desain kreatifnya Google Doodle, kembali lagi memperingati hari ulang tahun seorang tokoh terkemuka dunia, Nicolas Steno yang ke 374. Dia lahir di Kopenhagen, Denmark, pada peringatan “hari” tahun baru ( kalender Julian ) atau jatuh pada 11 Januari 1638. Nicolas adalah bapak geologi dan stratigrafi yang juga pelopor ilmu anatomi dan banyak berkontribusi untuk paleontology.
Pada tahun 1987, Oleh Paus Yohanes Paulus II, Steno dinyatakan “Beatus” (langkah pertama untuk dinyatakan sebagai santo). Saat ini, Steno disebut oleh pemeluk Katolik sebagai Blessed Nicolas Steno.
Kalau anda mengenal geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi, berdasarkan komposisinya maupun struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya. Maka stratigrafi (Stratigraphy) adalah sebuah cabang dari geologi, yaitu studi lapisan batuan dan stratifikasi lapisan. Hal ini terutama digunakan dalam studi sedimen dan batu berlapis vulkanik . Stratigrafi mencakup dua subbidang terkait yaitu stratigrafi litologi atau lithostratigraphy dan stratigrafi biologis atau biostratigraphy
Dalam berbagai literatur anda mungkin akan menemukan nama Nicolas Steno ditulis dalam bahasa yang lain sebagai Niels Stensen (Demark),Nicolaus Steno atau Nicolai Stenonis (Latin) dan Niccolo’ Stenone(Italia)
Steno adalah anak pandai (tukang) emas yang bekerja untuk raja Raja Christian IV dari Denmark. Pada masa kecilnya, dia diisolasi karena mengidap penyakit yang tidak diketahui. Pada tahun 1644 ayahnya meninggal, kemudian ibunya menikah lagi dengan pandai emas lainnya. Setelah menyelesaikan pendidikannya di universitas, Steno mengelilingi Eropa. Di Belanda , Perancis , Italia dan Jerman ia berkenalan dengan para dokter dan ilmuwan terkemuka. Kondisi ini mendorong dirinya untuk melakukan observasi sendiri, melahirkan penemuan-penemuan ilmiah yang penting.
Dalam bidang paleontologi dan geologi, Steno memberikan kontribusi penting. Diawali pada Oktober 1666, pada saat seorang nelayan menangkap seokor ikan Hiu Besar di dekat kota Livorno. Steno kemudian membedah kepala hiu tersebut dan mempublikasikan hasil penemuannya pada tahun 1667. Dia mencatat bahwa gigi hiu memiliki kemiripan yang mencolok dengan obyek batuan tertentu, yang ditemukan tertanam didalam formasi bebatuan. Apa yang diteliti Steno ini, pada zaman itu dikenal sebagai glossopetrae atau “batu lidah”.
Berawal dari gigi hiu inilah ia melakukan penelitian berikutnya untuk menjawab bagaimana setiap benda padat bisa ditemukan di dalam benda padat lain, seperti batu atau lapisan batuan. Masalah “solid bodies within solids” ini yang menjadi perhatian dan minat Steno, bukan hanya soal fosil saja seperti kita definisikan saat ini, namun juga terkait mineral, kristal, encrustations, veins dan bahkan seluruh lapisan atau strata bebatuan. Ia menerbitkan studi geologi di pada 1669, De solido intra solidum naturaliter contento dissertationis prodromus, atau wacana pendahuluan sebuah disertasi tentang suatu benda padat bahwa secara alami terkandung dalam benda padat yang lain. Steno bukanlah orang pertama yang mengidentifikasi fosil sebagai dari organisme hidup. Pada zamanya kita dapat mengenal ilmuwan lain sperti Robert Hooke dan John Ray yang juga berpendapat bahwa fosil adalah sisa-sisa organisme yang pernah hidup.
Terkait anatomi, Steno pertama kali menggelutinya di Amsterdam dan memfokuskan diri pada system limfatik (Lymphatic). Pada saat itu ia menemukan sebuah struktur baru yang belum terdeskripsikan, yang kemudian dinamakan “ductus stenonianus“, yaitu duktus kelenjar ludah parotis yang ditemuinya di kepala domba, anjing dan kelinci. Dia juga sempat mempelajari soal jantung dan kemudian menyebutkan bahwa itu adalah merupakan otot biasa. Di Roma, Steno bekerja sebagai ahli anatomi di sebuah rumah sakit dan memfokuskan diri pada sistem otot dan sifat kontraksi otot . Dia juga menjadi anggota dariAccademia del Cimento di Florence, Seperti Vincenzio Viviani. Steno menggunakan geometri untuk menunjukkan bahwa otot berkontraksi berubah bentuk dan tidak pada volumenya
Prinsip lain yang dikenal sebagai hukum Steno, atau hukum Steno dari sudut konstan (Steno’s law, or Steno’s law of constant angles), menyatakan bahwa sudut antara wajah yang sesuai pada kristal adalah sama untuk semua spesimen dari mineral yang sama, sebuah terobosan fundamental yang membentuk dasar dari semua pertanyaan berikutnya tentang struktur Kristal.
Steno meninggal pada tanggal 25 November 1686. Jenazahnya digali kembali pada tahun 1953, dan dimakamkan kembali di Capella Stenoniana, tetapi tanpa tengkorak yang hilang.
Sumber : Wikipedia.org dan sumber lain yang terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar