TIDAK hanya mobil Esemka yang sedang booming di Solo, hari ini Ormas Islam terbesar Indonesia, Muhammadiyah, juga melakukan launching Mobil Esemka serta test drive berbagai jenis mobil hasil rakitan siswa-siswa SMK Muhammadiyah 2 Borobudur. Tidak hanya mobil berjenis SUV (Sport Utility Vehicle), sekolah yang terletak di lereng Merapi ini juga merakit berbagai kendaraan lain misalnya bus, pemadam kebakaran, pick up, ambulan, mobil pariwisata, hingga mobil untuk jualan roti.
Tahun 2010 Terkena Erupsi Merapi, Sekarang Bangkit Dengan Mobnas Esemka
SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, adalah satu diantara 5 SMK di Jawa Tengah yang mendapatkan proyek produksiassembling mobil Esemka dari pemerintah. Ke-5 SMK itu, mendapatkan jatah sekitar 200 rakitan mobil bermerk “Esemka”. Masing-masing SMK, dibebaskan untuk merancang design nya. Namun, dalam perkembangannya, sekarang sudah ada 23 SMK yang mendapatkan proyek serupa. Maka dari itu, apa yang dihasilkan sekolah ini, juga tidak jauh beda dengan yang sekarang dipakai Joko Widodo, Walikota Solo. Bahkan, Ketua Umum PP Muhammadiyah mengatakan ada kemungkinan tidak akan kalah kualitasnya dengan yang ada di Solo.
Eksistensi SMK Muhammadiyah tidak muncul tiba-tiba saat ini. Sejak beberapa tahun silam, tepatnya sejak 2007, sekolah dengan ratusan siswa ini sudah dikenal hingga ke Jakarta karena memang sengaja membuka bisnis sekaligus workshop untuk siswa-siswanya, berupa pekerjaan karoseri mobil, body repair, pembuatan komponen body, interior, pengecatan, dan perbaikan engine/komponen mobil. Atas prestasinya, dua tahun silam, rombongan anggota Komisi X DPR RI, bahkan telah mengunjungi sekolah itu, dan karya mereka telah mendapatkan pujian cukup baik dari Wakil Ketua Komisi X waktu itu, Abdul Hakam Naja. Hakam Naja pun memberikan apresiasi yang sangat tinggi, mengingat sekolah yang berada jauh dari ibukota ternyata justru mampu membuka pekerjaan karoseri guna memenuhi pesanan berbagai instansi misalnya Rumah Sakit, PMK, Sekolah-sekolah, dan juga Perguruan Tinggi di Jawa Tengah.
Sekedar data, hingga saat ini, sekolah ini bahkan sudah berhasil memenuhi beberapa pesanan kendaraan besar dari berbagai instansi misalnya ada 6 armada bus pesanan Pemprov Batam, 3 mobil ambulance pesanan Pemkot Medan, mobil double cabin pesanan Pemkab Semarang, serta sebuah mobil dapur umum pesanan Depkes. Tahun 2008, SMK Muhammadiyah 2 Borobudur juga memenuhi pesanan Pemprov Kepulauan Riau yakni 6 armada bus antar jemput karyawan. Salahsatu Perguruan Tinggi terkenal di Solo, Universitas Muhammadiyah Surakarta akhirnya juga memesan 2 armada untuk kepentingan aktifitas kemahasiswaan. Selain itu, Universitas Maritim Raja Ali Haji di Riau juga memesan 2 bus dari sekolahan ini.
Atas keberhasilan besar SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, maka Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin belum lama ini mencetuskan rencana besar untuk penggunaan kendaraan-kendaraan tersebut, sebagai kendaraan operasional seluruh Organisasi Otonom Muhammadiyah, Rumah Sakit Muhammadiyah, Perguruan Tinggi Muhammadiyah, bahkan Sekolah Muhammadiyah sejak TK hingga SMU, akan menggunakan armada bikinan anak bangsa didikan Muhammadiyah itu. Dalam waktu dekat, apabila pemerintah dan masyarakat mendukung, rencana itu tentu akan segera terwujud.
Senin (9/1) silam, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengadakan rapat pleno guna memuluskan rencana spektakuler tersebut. Kepala Sekolah SMU Muhammadiyah 2 Borobudur, Suyitno, dan juga tim pendamping dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) juga diundang ke Jakarta guna mempersiapkan segala sesuatu guna mendukung ide besar Muhammadiyah dalam rangka memajukan dan mendorong pemakaian kendaraan bikinan anak bangsa menjadi mobil kebanggan Indonesia.
Karena keberhasilannya itu, pemerintah pun melirik SMK Muhammadiyah 2 Borobudur untuk diikutkan dalam Program Bussines Centre dari Dirjen Pendidikan Pembinaan SMK. Seperti SMK lain yang juga mendapatkan proyek itu, maka sekolah ini pun mulai memproduksi mobil jenis SUV dengan segala kreasi dan eksperimen design baru, yang tentu tidak sama dengan SMK yang lain. Karena memang setiap sekolah dibebaskan membuat kreasi sendiri, hanya saja tetap menggunakan mesin Esemka.
Sayangnya, di tengah semangat memproduksi kendaraan ini, sebagian gedung tempat workshop perakitan mobil dan bengkel, yang dibangun dengan biaya Rp. 1,5 M, pada November 2010 silam, terkena semburan erupsi Merapi, hingga hancur. Sebagian alat mesin juga terkenda bencana itu. Perlahan, perbaikan pun telah dilakukan. Sekarang, bengkel dan tempat workshop perakitan mobil sudah megah berdiri.
Untuk mendukung euforia dan demam mobil Esemka di Indonesia, maka hari ini, kamis (12/1) pukul 13.00 rencana itu pun segera direalisasikan. Din Syamsuddin bersama Pengurus PP Muhammadiyah yang lain, dan juga seluruh Rektor PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) serta Direktur RSI Muhammadiyah berkumpul di SMK Muhammadiyah Borobudur guna melakukan ujicoba berbagai kendaraan yang telah siap pakai.
Din Syamsuddin menyatakan, kendaraan-kendaraan hasil rancangan dan rakitan anak didik Muhammadiyah itu, insya Allah tidak kalah hebat dari SMK lain, mengingat SMK Muhammadiyah 2 Borobudur sudah terlebih dahulu memiliki ketrampilan merakit, bahkan sebelum program Esemka dimulai.
Disebut Din, mobil-mobil rakitan anak Muhammadiyah ini, akan menggunakan label baru, yakni “Esemka SangSurya” dan akan mengeluarkan berbagai mobil unggulan, diantaranya SUV, ambulan, dan bus. (mustofa b. nahrawardaya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar