MENU

Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 23 Februari 2012

Kembar Indonesia Emilie Falk dan Lin Backlund Bertemu Setelah 30 Tahun


’’Nduk, Suk Gede Eling Mak Ya...’
  • Ketika Kecil Bernama Nur Khasanah-Nur Hidayah







’Saya tidak akan meminta apa-apa, saya hanya ingin bertemu anak saya.’’

KALIMAT itu terucap dengan nada parau dari perempuan yang telah 29 tahun berpisah dengan dua anak perempuan kembarnya. Didampingi anak pertamanya Isman Budiarso (47), air mata perempuan bernama Maryati (65) itu pun tak henti menetes.

Kabar keberadaan kedua anaknya yang diketahui setelah membaca Suara Merdeka edisi Kamis (2/2) dan Sabtu (4/2), itu membuatnya tidak doyan makan dan tidak bisa tidur nyenyak. 

’’Saya dulu tinggal di Kampung Tambak Dalam RT 12 RK 5 Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Genuk, Kabupaten Demak setelah menikah dengan Radjiman dan memiliki 10 anak. Kemudian pada 1982 pindah ke Kampung Delikrejo RT 9 RW 11, Kelurahan Lamper Tengah, dan melahirkan anak ke-11 kembar perempuan pada 1983. Mereka saya beri nama Nur Khasanah dan Nur Hidayah,’’ tuturnya.

Karena cerita yang disebutkan sama dengan yang dialami, dan melihat foto Emilie Falk dan Lin Backlund—bukan Lin Backman—yang wajahnya mirip dengan anak ke-13, Eni Inayah, Maryati pun yakin. 
Dua perempuan kembar yang sekarang tinggal di Swedia selatan itu adalah anaknya. Ia pun menunjukkan beberapa surat penting yang sudah lusuh dimakan usia.

Maryati alias Winih menikah dengan Radjiman pada Sabtu, 4 Juli 1964. Mereka memiliki 15 anak, 25 cucu dan 6 cicit.
Maryati mengisahkan, kondisi ekonomi yang serba kekurangan pada saat itu membuat suaminya kebingungan. Karena itu, ketika Nur Khasanah yang saat itu berumur 20 hari diminta oleh seorang ibu dari yayasan yang tidak diketahui asalnya, atas suruhan Radjiman sang anak pun diberikan.

Pensiun

Selang dua minggu, lagi-lagi Radjiman (68) yang dipensiun muda dari perusahaan tempatnya bekerja, PT Djakarta Lloyd, dan menderita sakit ingatan itu meminta Nur Hidayah agar diantarkan ke Panti Asuhan Bunda yang ada di Kawasan Kebon Kacang, Jakarta, untuk diasuh. 

’’Saya bingung, dengan anak banyak bagaimana caranya memberi makan. Suami saya melarang untuk KB. Setelah pulang saya stres, tidak doyan makan dan tidak bisa tidur selama dua hari. Boneka sering saya gendong, guling saya beri minum,’’ ujarnya.
Sebelum menyerahkan kedua anak itu, Maryati mengaku memberikan bisikan agar jika sudah besar nanti, mencari dirinya. 

’’Nduk, suk gedhe nggoleki mak’e ya (Nak, besok kalau sudah besar carilah ibu ya...),’’ katanya sambil terisak.
Selang dua tahun, Maryati yang memiliki nama kecil Winih, melahirkan lagi anak ke-13 bernama Eni Inayah. Tiga tahun berselang lahir Nurul Rohmah. Ratna Hartatik menyusul empat tahun kemudian.
’’Setelah anak-anak tumbuh dewasa dan berkeluarga, saya berinisiatif mencari Nur Khasanah dan Nur Hidayah melalui acara Termehek-mehek di televisi,’’ imbuh Isman Budiarso.

Isman menjelaskan, kondisi ekonomi keluarganya pada 1983 benar-benar kekurangan. Setiap pagi, dia dan saudaranya tidak pernah makan pagi. Bahkan saat kelas 5 SD, dia sudah berjualan gorengan keliling kampung. Karena menjadi anak yang paling tua, jatah makan yang diterima pun hanya intip nasi, setelah adik-adiknya mendapat jatah nasi sepiring.

’’Bapak sempat stres dan dirawat di RSJ Tawang pada 1968. Tapi terakhir kontrol di RSJ Dr Amino Gondohutomo di Jl Brigjend Sudiarto No 347 pada 1991, dinyatakan sehat hingga sekarang dan bekerja sebagai tukang las di Semarang. Bapak hanya seminggu sekali pulang,’’ kata Isman.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada 1997 pun membuat Maryati memutuskan untuk menjual rumahnya di Delikrejo. Dia kemudian membeli tanah di Kelurahan Klampok RT 4 RW 1, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, dan dibangunlah rumah sederhana. 
’’Saya pernah didatangi wartawan dari Salatiga yang menjanjikan akan ikut membantu mempertemukan Nur Khasanah dan Nur Hidayah, tapi sampai hari ini tidak ada hasil,’’ katanya, kemarin. (Muhammad Syukron-43)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar